Prof. Barorah Barit, guru besar perempuan pertama di Indonesia yang juga merupakan kader penting Muhammadiyah dan Aisyiah. Prof. Barorah Barit dikenal sebagai figur intelektual perempuan yang memiliki peran besar dalam pengembangan gerakan perempuan di Muhammadiyah, khususnya dalam organisasi Aisyiah. Melalui wawancara dengan Pak Imron Nasri, jurnalis senior majalah Suara Muhammadiyah dan mantan redaksi Suara Aisyiah, kita mendapatkan gambaran tentang kiprah Prof. Barorah sebagai pemimpin, penulis, dan intelektual yang mampu mengkader kader perempuan Aisyiah untuk menjadi intelektual masa depan. Prof. Barorah memimpin Aisyiah selama lima periode, menjadikannya ketua pimpinan pusat terlama, dan berperan menginternasionalisasi gerakan perempuan ini lewat berbagai kegiatan dan perwakilan ke luar negeri.
Suara Aisyiah sebagai media perempuan Aisyiah yang sudah terbit sejak 1926 menjadi wadah utama penyebaran gagasan dan pemikiran Prof. Barorah. Tulisan-tulisannya yang bersifat sastra dan mudah dicerna turut memperkuat posisi Aisyiah sebagai organisasi perempuan intelektual yang aktif dalam isu sosial dan keagamaan. Prof. Barorah juga dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang mengayomi, fokus pada kaderisasi berkelanjutan, dan tetap mempertahankan relevansi Aisyiah di era Orde Baru yang penuh dengan narasi domestik bagi perempuan.
Dalam diskusi ini juga diangkat pentingnya mengenang dan menulis kembali sejarah tokoh perempuan Muhammadiyah yang kurang terekspos seperti Prof. Barorah, mengingat minimnya dokumentasi mendalam tentang dirinya, berbeda dengan tokoh Muhammadiyah lain yang lebih banyak dikenal. Refleksi terhadap gaya kepemimpinan Prof. Barorah juga dibahas, di mana meskipun zaman sudah berubah dan banyak profesor perempuan di Aisyiah kini, model kepemimpinan beliau yang karismatik dan mengayomi masih relevan sebagai pelengkap gaya kepemimpinan modern yang lebih cair dan dinamis.
- 📚 Prof. Barorah Barit adalah guru besar perempuan pertama di Indonesia dan kader Muhammadiyah/Aisyiah.
- 📰 Suara Aisyiah, majalah perempuan Muhammadiyah, menjadi media utama penyebaran pemikiran Prof. Barorah sejak 1926.
- 👩🏫 Prof. Barorah memimpin Aisyiah selama lima periode, menjadikannya ketua pimpinan pusat terlama dengan fokus kaderisasi perempuan intelektual.
- 🌍 Ia berperan menginternasionalisasi Aisyiah dengan membawa kader ke berbagai kegiatan luar negeri.
- ✍️ Gaya tulisan Prof. Barorah dikenal sastra, mudah dipahami, dan berisi tajuk rencana yang memuat pemikiran intelektual perempuan.
- 🔍 Dokumentasi dan penelitian mendalam tentang Prof. Barorah masih sangat terbatas, sehingga penting untuk menggali lebih jauh sejarah perempuan Muhammadiyah.
- 🔄 Meskipun zaman berubah, gaya kepemimpinan Prof. Barorah yang karismatik dan mengayomi masih relevan untuk Aisyiah masa kini.
- 📖 Peran Media dalam Gerakan Perempuan: Suara Aisyiah bukan sekadar media informasi, tapi menjadi ruang intelektual untuk perempuan Muhammadiyah berkontribusi dalam diskursus sosial dan keagamaan. Ini menunjukkan betapa media memiliki peran strategis dalam membentuk dan mempertahankan identitas organisasi perempuan.
- 👩🎓Kepemimpinan Berkelanjutan dan Kaderisasi: Prof. Barorah menekankan pentingnya kaderisasi dalam Aisyiah, sehingga keberlangsungan organisasi perempuan Muhammadiyah tetap terjaga dari generasi ke generasi, memberi contoh bagaimana kepemimpinan yang berkelanjutan dapat memperkuat organisasi.
- 🌐 Internasionalisasi Aisyiah: Dengan membawa kader ke luar negeri, Prof. Barorah membuka ruang dialog dan pengakuan bagi gerakan perempuan Muhammadiyah secara global. Ini menegaskan bahwa gerakan perempuan Islam Indonesia sejak awal sudah memiliki visi internasionalisasi.
- ✒️ Gaya Bahasa dan Pemikiran yang Mudah Diakses: Latar belakang Prof. Barorah di fakultas sastra mempengaruhi gaya tulisannya yang tidak rumit dan menarik, sehingga ide-ide intelektualnya dapat diterima luas oleh pembaca Aisyiah, membuktikan pentingnya komunikasi efektif dalam menyebarkan gagasan.