“Muhammadiyah dan Perjuangan Olahraga” dalam seri Muhammadiyah Untold Story kali ini membahas sisi sejarah Muhammadiyah yang jarang diungkap, yaitu peran dan kontribusinya dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola. Narasumber, Fajar Junaidi, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menjelaskan bahwa sejak masa awal, Muhammadiyah tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial, tetapi juga memanfaatkan olahraga sebagai sarana dakwah dan pembentukan karakter.
Dalam sejarahnya, Muhammadiyah sudah aktif di dunia sepak bola melalui klub Hisbul Wathon (HW), yang berdiri sebagai wadah olahraga bersifat sukarela dan amatir. HW bahkan menjadi cikal bakal lahirnya banyak klub sepak bola di berbagai daerah dan turut menyumbang pemain untuk tim-tim besar seperti PSIM Yogyakarta. Salah satu tokoh penting Muhammadiyah dalam sejarah sepak bola nasional adalah Abdul Hamid, bendahara pertama PSSI sekaligus pengurus PP Muhammadiyah. Keterlibatan tokoh-tokoh Muhammadiyah ini menunjukkan bahwa organisasi tersebut telah lama berperan dalam membangun semangat nasionalisme melalui olahraga.
Fajar juga menyoroti nilai-nilai volunteerism dan pendidikan karakter dalam olahraga Muhammadiyah. Sekolah Sepak Bola (SSB) HW tidak hanya melatih kemampuan teknis, tetapi juga menanamkan adab dan akhlak islami, seperti disiplin, sopan santun, dan sportivitas. Saat ini, Muhammadiyah terus mengembangkan olahraga lewat Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO), pembukaan program studi olahraga di perguruan tinggi, serta kelas khusus olahraga di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Selain itu, kegiatan olahraga dijadikan media dakwah yang inklusif, seperti nonton bareng (nobar) timnas yang disertai nilai-nilai islami dan edukatif. Dukungan Muhammadiyah terhadap kegiatan rescue supporter dan penyediaan fasilitas ibadah di stadion juga mencerminkan semangat dakwah kemanusiaan.

