Brebes, RAT ke 22 Pusat BTM Jawa Tengah digelar dengan meriah dan elegan. Keynote speech yang disampaikan oleh Wakil ketua Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata PP Muhammadiyan Dr. Mukhaer Pakkanna, S.E., M.M terkait sinergi kemitraan dan penguatan ekonomi persyarikatan. Mukhaer mengatakan dakwah Muhammadiyah tidak eksklusif, tetapi dakwah inklusif yang dapat mernagkul dan dakwah yang rahmatan lil alamin, menyentuh berbagais lapisan masyarakat.
BTM Sebagai Gerakan dakwah ekonomi persyarikatan setidaknya memiliki 3 pilar yakni tata moral, tata Kelola dan tata sejahtera. 3 pilar ini sama yang dilakukan Rasulullah SAW untuk Membangun masyarakat Madinah atau madani. Mukhaer mengatakan pada BTM 3 Pilar inilah menjdi modal untuk membangun kekuatan ekonomi. Yakni Tata moral, tata Kelola dan tata sejahtera.
“di BTM Tata moral dengan melakukan Baitul Arqom sebagai wahana penguatan-penguatan akidah al silam kemuhammadiyahan, tata Kelola, BTM Harus memiliki kebijakan dan regulasi yang jelas, serta SOP yang tepat, dan tata sejahtera dengan symbol pasar sebagai kekuatan ekonomi.”ungkapnya
Berangkat spektrum Gerakan sosial ekonomi , Mukhaer mengatakan Secara institusional, Muhammadiyah memiliki potensi yang besar sebagai kekuatan ekonomi baru di Indonesia melalui pengembangan dan pendirian AUM berorientasi bisnis. Memajukan ekonomi warga, yaitu mendorong, membimbing dan memberdayakan ekonomi warga untuk tumbuh dan berkembang menjadi saudagar-saudagar besar. Memajukan ekonomi umat dan bangsa melalui sinergitas dengan semua kelompok umat dan bangsa dalam upaya membangun kesejahteraan dan kemandirian ekonomi umat dan bangsa.
“jangan sampai Muhammadiyah maju tetapi ekonomi warganya compang camping, Muhammadiyah maju warganya sejahtera makadari itu dengan penanaman entrepreneur, dan saudagar yang sudah di tercermin dari pendiri Muhammadiyah yakni KH. Ahmad Dahlan”
MEBP berupaya membuat ekosistem, yang harapannya BTM mampu membackup dari sisi produksi, distribusi dan konsumsi.
“Kami berharap BTM atau Bank Muhammadiyah sebagai pilar keempat sebagai Pusat Keuangan Mikro Muhammadiyah dalam rangka membackup produksi, distribusi dan konsumsi.”
BTM harus memiliki jaringan yang mengakar di bawah sebagai kekuatan. Diakhir sesi Mukhaer berpesan bahwa dengan berkhidmat di BTM adalah sebagai bagian dakwah bil hal. Tidak hanya BTM yang menjadi contoh teladan dalam kinerja baik tetapi pribadi juga dapat menjadi teladan uswatun khasanah. Para pengurus tidak hanya memikirkan BTM tetapi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.