“Untold Story | Dauzan Farouk, Menggerakkan Buku Sampai Jauh” mengisahkan perjalanan hidup Mbah Dauzan Farouk, seorang pejuang literasi dari Yogyakarta yang mendedikasikan masa tuanya untuk menghidupkan budaya membaca. Lahir di Kauman pada tahun 1925, ia tumbuh dalam lingkungan yang akrab dengan dunia buku, lalu mengabdi sebagai pejuang kemerdekaan sebelum akhirnya pensiun dari dinas militer. Uang pensiunnya tidak ia gunakan untuk berfoya-foya, melainkan untuk membeli buku dan majalah bekas yang kemudian dijadikan modal mendirikan perpustakaan keliling bernama Mabulir (Majalah dan Buku Bergilir). Dengan sepeda onthelnya, ia berkeliling kampung dan desa, meminjamkan buku secara gratis kepada anak sekolah, mahasiswa, pemuda, ibu-ibu pasar, hingga tukang becak.
Gerakan sederhana ini menjelma menjadi kekuatan besar yang mampu menjangkau berbagai kalangan, memperlihatkan bahwa literasi bukan hanya milik orang bersekolah tinggi, tetapi hak semua orang. Kesederhanaan hidup dan ketulusan Mbah Dauzan membuat Mabulir bertahan bertahun-tahun tanpa dukungan birokrasi, hanya dengan semangat pengabdian. Dari perjuangan inilah ia mendapat julukan pejuang literasi Indonesia, dengan berbagai penghargaan sebagai bukti pengakuan atas pengabdiannya. Video ini menegaskan bahwa bagi Mbah Dauzan, buku adalah senjata baru setelah masa perjuangan fisik berakhir—sebuah senjata untuk mencerdaskan bangsa, mengangkat harkat masyarakat, serta meninggalkan warisan berharga bahwa membaca adalah jalan menuju kemerdekaan sejati.
