Prof. Dr. Muchlas, M.T. Dilantik Sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan Teknologi Kejuruan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, 30 September 2023 – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar acara Sidang Senat Terbuka dengan mengukuhkan Prof. Dr. Muchlas, M.T. sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Teknologi Kejuruan. Acara pengukuhan tersebut berlangsung meriah di Amphitarium Kampus IV pada Sabtu, 30 September 2023.
Dalam pidato pengukuhan yang disampaikan, Prof. Dr. Muchlas, M.T. menyoroti tantangan teknologi pendidikan yang dihadapi saat ini. Ia menekankan bahwa pendidikan teknik dan vokasi menjadi faktor utama yang harus diperhatikan di era perubahan teknologi 5.0. “Pendidikan teknik dan vokasi saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar.
Perlu diperhatikan pergeseran orientasi filsafat pembelajaran dari yang klasik menuju teori belajar kontemporer agar penyelenggaraan pendidikan dapat mengikuti teori yang sesuai,” jelas Prof. Dr. Muchlas, M.T. Lebih lanjut, Prof. Dr. Muchlas, M.T. mengungkapkan bahwa saat ini dunia pendidikan masih enggan untuk menggeser teori-teori pembelajaran yang telah digunakan selama lebih dari 7 dekade terakhir, seperti Behaviorisme (Perilaku), Kognitivisme (Proses), dan Konstruktivisme (Tindakan).
“Perlu kita sadari bersama bahwa dunia pendidikan masih enggan meninggalkan teori-teori pembelajaran seperti Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme yang telah digunakan selama lebih dari 7 dekade terakhir,” ujarnya.
Pendapat Prof. Dr. Muchlas, M.T. dalam pidatonya mendapat dukungan dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. menyambut baik pidato pengukuhan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Muchlas, M.T. dan mengatakan bahwa setiap individu harus memiliki kesadaran dalam menghadapi peralihan teknologi dari era 4.0 ke 5.0.
“Yang terpenting adalah kita harus menyadari bahwa peralihan dari revolusi 4.0 ke 5.0 melibatkan unsur humanisme dalam penggunaan teknologi, sehingga revolusi 5.0 adalah integrasi antara kemampuan teknologi dan kemampuan manusia.
Saya pikir ini penting bagi kita Muhammadiyah untuk terus mengolah proses dialektika ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemanusiaan melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA),” jelas Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. juga menyampaikan bahwa penjelasan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Muchlas, M.T. memberikan optimisme dalam melawan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang sedang merajai dunia saat ini.
“Saya percaya bahwa apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. Muchlas memberikan optimisme bahwa kita tidak perlu melawan kecerdasan buatan (AI) atau revolusi genetik dan bioteknologi, karena kita memiliki kemampuan yang diberikan oleh Tuhan yaitu otak dan kalbu sebagai pemimpin di Bumi,” tutur Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.
Acara pengukuhan Guru Besar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan di Indonesia, khususnya dalam era perubahan teknologi 5.0.